Ada sa-orang yang selekeh di PerkuburanNavotas , membunyikan gitarnya untuk suatu malam yang, separa gelabah .



Menurut Samira , dia cuma bercerita tentang tubuh, dalam keseluruhannya, kehayatannya.Dia mengudarakan suara suara sengau, yang kadang kadang terselit 'wilayah ini bukan wilayah yang menjadi, malah memulai.' Samira selalu ada di situ, duduk mencangkung dan bila terlalu penat, dia baring saja di situ, biarpun tanah sedang berselimutkan buangan-buangan dari kota.Dan Samira menghabiskan petangnya,mendengar falsampah-falsampah dari orang tua itu .


Kita ini berangkat dari kehinaan . Kota kota besar terlalu dihantui dongeng . Sementara wilayah wilayah kecil, seakan tenggelam .Kita ini, rela hidup bercompang camping. Kita ini, terlalu memandang ironi. Sedar atau tidak, semua ini menjadikan kami -kami, separuhwarga belaka.

Sudahlah.Kami ini cuma Samira dan Orang tua Yang Selekeh .
1)
Pesta sudah selesai.
Jadikan aku selembar kain basahan untuk membersihkan meja perjamuanmu.



2)
Usai duka melewat,kau tertawa dan berkata, hidup ini penuh lelucon !


"apa khabar" adalah suatu soalan yang tidak aku pasti jawapannya . Sama ada mereka menuntut perkhabaran dari segi fizikal, atau mental, ataupun aku perlu menjawab "baik saja" seperti kelaziman yang mereka mereka yang lain berikan. Mungkin aku perlu jawab " macam biasa.." dengan harapan mereka tahu 'macam biasa' aku ini yang bagaimana. Tidakpun, aku bikin jawapan ini  " Oh tidak baik, aku begitu sakit" dan kemudian mereka menanyakan lagi "sakit yang bagaimana" atau " selesai ke rumah sakit?" dan dari cara cara mereka aku mentamsilkan mereka begitu prihatin , dan dari lagak mereka jua mereka seperti sudah menyediakan solusi untuk sakitku ini. 

Jadi aku harus bagaimana? "apa khabar" adalah suatu soal yang sukar untuk seorang yang tidak tahu keadaan dirinya sendiri . 
"Ke mana sepi pergi ? Ke kuburan yang tidak hingar . Anak Ghazi pernah mengungkapkan ini kepada aku , sepi itu indah , tapi dalam senyap, dia membunuh tanpa prejudis " dan aku seperti keasingan, dan dia berbisik sekali lagi, "kamu harus berterima kasih kepada dia yang membunuh itu , " dan aku seperti keasingan lagi . Kemudian pada suatu malam yang sepi , aku seperti mengerti apa itu sepi . Dan secara sepi , aku seperti faham mengapa sepi . Tapi aku seperti keterasingan juga , kerana aku belum menemui, siapa sepi "