Entah mengapa aku lebih butuh sendiri sekarang , setelah sebuah janji kita garis di atas pasir, dengan rotan,dikelolakan malam

Bukan bosan benar memeras hati,

seperti puisi, tidak ada yang benar-benar total,
selalu ada celah mungil mengitari kata
ke mana kah puisi menepi ?

Aku tidak tahu itu .
Aku tidak lagi terpikat pada kata,huruf atau tinta,
Kali ini tanpa peta, dan aku lupa jalan pulang.

Astaga ,kau menungguku, di titik atas, di deret-deret, huruf terakhir kata
'puis-i'?



Dari Jakarta, dengan cinta

Dari Jakarta, dengan obsesi .

Saya terfikir , adakah orang itu mencinta, bilamana lakunya obsesi? Adakah dia masih mencinta, setelah obsesinya tamat punca? Adakah dia meletakkan cinta dalam lakunya obsesi? Ataupun obsesinya cuma kosong , tanpa lauknya cinta?



Cinta, jawablah .