Pada suatu waktu di ketiak malam , Helios menanyakan soalan kepada Augustus .Temannya ketika itu sedang menulis surat , lalu dihulung-gulung, dan diselitkan di celah kaki merpati .

" Pernah punya pengalaman , berjalan dalam hidup tanpa sesuatu di atas kamu ? " 
Augustus cuma tersengih . kemudian menyambung menulis di atas kertas yang lain .

" Pernah punya perasaan, bila kosong itu milik kamu sep
enuhnya ? " Helios tidak puas hati . Dia kemudian mendekat , mengambil tempat di hadapan sahabatnya . Augustus kemudian menyalakan lilin . 

"Api adalah falsafah kerinduan . Api hadir dalam rasa sunyi, ketika malam di mana aku sedang mencicip surat di celahan kaki burung . Pernah fikir ke mana nyala api setelah padam ? Ke mana buih setelah ombak ? Ke mana nyawa setelah nafas ? Sahabatku , Helios , kita tidak memiliki sesiapa, apa apa , tapi kita dimiliki sesuatu dan segala macam perkara . "

Augustus menamatkan isi surat dengan ucapan bonne nuit . Memandang Helios dengan serius .

"Merpati adalah hewan yang tidak ragu ragu dalam soal peranan hidupnya di muka bumi . Ketika perang, ia mengharungi jutaan mayat yang bergelimpangan sepanjang perjalanannya . Tidak berhenti untuk menangisi perkara perkara buruk yang terjadi . "

helios memperbetulkan duduknya . "Merpati dan api menyampaikan kerinduan" , sambung Augustus lalu beredar meninggalkan kamar tersebut .

helios memandang ke arah meja. Berus dakwat masih basah dan dibiarkan bersebelahan secebis kertas . Ada tulisan yang sengaja dibiarkan untuk dibaca.

'Aku rindu untuk dikenali' - Tuhan .

0 komen: